Sabtu, 14 Maret 2015

Subhanallah dan semesta pun membuktikan keajaibannya dalam Al qur'an


     Ilmu pengetahuan moderen, ilmu astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan maupun berupa teori, dengan jelas menunjukkan bahwa pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa ‘gumpalan asap’ (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang, The First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg, hal. 94-105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut standar astronomi moderen. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan bintang-bintang baru dari peninggalan ‘gumpalan asap’ semacam itu.

Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa materi ‘asap’ semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur’an:
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,… (Al Fushshiilat, 41: 11)

     Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari ‘gumpalan asap’ yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk dari ‘asap’ yang homogen ini. Allah telah berfirman:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya, 21:30)

     Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of Geosciences, Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia berkata: “Jika menilik tempat asal Muhammad… Saya pikir sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu semisal asal mula alam semesta dari materi yang satu, karena para ilmuwan saja baru mengetahui hal ini dalam beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang rumit dan dengan teknologi mutakhir. Inilah kenyataannya.” Ia juga berkata: “Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui, melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal yang satu.”

Me and My school


      Ini terjadi sekitar 2 tahun silam ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di sebuah pondok pesantren putri muslimah sejati.mungkin bagi sebagian orang pondok pesantren merupakan tempat dimana kita tak dapat bebas tapi itu tidak berlaku bagiku.ini sedah menjadi sebuah tekad yang sangat kuat, apaun yang terjadi harus kulewati.

       Hari pertama ketika aku harus berpisah dengan kedua orang tuaku serta adik adikku.awal yang sangat berat memang tapi toh ini sudah menjadi pilihanku.aku mulai masuk pondok tanggal 9 september 2012.saat itu bulan ramadhan biasanya aku sahur dan berbuka di temani oleh keluargaku tapi lain dengan di pondok.saat berbuka atau sahur aku di temani oleh teman teman dan ustadzah tak apa… kunikmati saja kebersamaan ini walau agak berbeda.

       Hari silih berganti aku mulai terbiasa dengan rutinitas pondok sehari-hari dari mulai shalat berjamaah,menghafal al-qur;an,menghafal kosa kata bahasa arab atau bahasa inggris,mengerjakan pr bersama teman-teman dan masih banyak lagi

       Tak terasa satu tahun kulewati dan kini aku menjadi seorang kakak kelas.banyak masalah yang harus di hadapi tapi aku yakin masalah masalah itu akan membuatku bertambah dewasa…..
disinilah aku mulai mempunyai sahabat.sahabat yang lucu dan perhatian.pernah suatu saat aku sakit dan sahabat-sahabatku membawakan makanan untukku tapi nasinya terlalu banyak sahabatku menyeletuk

       “habisin ya”
       “tapi nasinya kebanyakan ntar kalo mubazir gimana?”tanyaku
       “pokoknya harus dihabisin kan anti(kamu)pernah bilang makan yang banyak biar cepet sehat”wajahku langsung cemberut.tapi mau bagaima na lagi perutku sudah tak cukup untuk menampung makanan lebih banyak lagi jadinya mubazir hehe,,,,,

       Banyak pengalaman yang terjadi di kelas 8.kini aku berganti menjadi kakak kelas tertua yap! kelas 9 disinilah kami harus mulai serius untuk menghadapi un nanti.kami di batu oleh guru-guru dan kakak-kakak bimbel dalam mempelajari pelajaran kelas 7.8.9 ….

       Oh ya ada satu lagi yang menarik yaitu ketika sedang berlangsung Ulangan entah itu UAS atau UTS.biasanya hari pertama PAI dan MTK yap MTK!! pelajaran yang hampir di takuti semua murid hehehe….. jika ulangan PAI kami dapat mengerjakannya dengan baik dan giliran ulangan MTK huaaaaa!!!! pusing,,,,,,,jujur,ditengah kepusingan yang sedang melanda hatiku tertawa melihat ekspresi teman2 sedang mengerjakan ulangan….. muka di tekuk,kadang kursi digoyang-goyang saking kesalnya pada soal dengan angka angka yang seakan meledek karena kami tidak tahu apa jawabannya…..tapi,itu pengalaman paling lucu yang mudah mudahan dapat ku kenang selalu
ket :(maaf ya,,,,,,, Almust 3,bu elfa dan bu ira )

Jumat, 13 Maret 2015

Keajaiban Alam semesta Dalam Al Qur''an

Ketika para ilmuwan mulai meneliti lembah-lembah di bumi untuk mengenal struktur dan unsur-unsurnya, mereka menemukan mitos dan dongeng yang mendominasi abad-abad terakhir itu tidak memiliki dasar ilmiah. Setelah para ilmuwan menemukan bahwa bumi berbentuk bulat telur, maka mereka menduga bahwa inti bola bumi ini mempunyai suatu nukleus, dan cangkangnya adalah kerak bumi yang sangat tipis jika dibandingkan dengan ukuran bumi. Dan antara dua lapisan ini ada lapisan ketiga yang biasa disebut dengan kata mantel. Ini merupakan pengetahuan awal para ilmuwan.

Perkembangan Fakta-fakta Ilmiah

Teori Tiga Lapisan ini tidak cukup lama bertahan karena penemuan-penemuan yang terbaru di sistem geologi. Pengukuran-Pengukuran dan percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa Artikel yang berisi nukleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari permukaan bumi.
Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini pada gilirannya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi lapisan zat cair.
Hal itu diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras, kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda.
Oleh karena itu para ilmuwan mengklasifikasi lapisan-lapisan bumi menjadi tujuh lapisan, tidak lebih. Gambar menunjukkan lapisan-lapisan ini dengan dimensi masing (beberapa di luar skala), sesuai yang ditemukan para ilmuwan baru-baru ini dengan berbagai metode seperti menggunakan alat pengukur gempa bumi dan studi medan magnetik bumi, dan juga teknik-teknik yang lain. Berbagai studi dan penemuan tersebut saat ini diajarkan kepada para mahasiswa fisika di berbagai universitas.
Gambar ini menunjukkan tujuh lapisan Bumi, memberitahukan bahwa kerak bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat cair, dan diakhiri dengan yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat.
Para ilmuwan juga menemukan bahwa atom terdiri dari tujuh lapisan atau tingkatan, dan hal ini membuktikan keseragaman ciptaan, di mana bumi mempunyai tujuh lapisan dan atom-atom mempunyai tujuh lapisan juga. Subhanallah.


Informasi di dalam al-Qur’an al-Karim

Al-Qur’an al-Karim, perkataan Tuhan, menuturkan kepada kita tentang tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan bumi di dalam dua ayat berikut:
‘Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?’ (al-Mulk: 3)
Allah juga berfirman, ‘Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.’ (ath-Thalaq: 12)
Ayat pertama bericara kepada kedua tentang dua sifat langit: bilangan langit itu, yaitu tujuh, dan bentuk langit, yaitu berlapis-lapis. Inilah arti kata thibaqan yang kita temukan di dalam kitab-kitab tafsir al-Qur’an dan kamus-kamus bahasa Arab. Sedangkan ayat kedua menegaskan bahwa bumi itu menyerupai langit, dan hal itu diungkapkan dengan kalimat, ‘Dan seperti itu pula bumi.’ Sebagaimana langit itu berlapis-lapis, maka begitu pula bumi, dan masing-masing jumlahnya tujuh lapisan.



Informasi dalam Sunnah

Seandainya kita meneliti hadits-hadits Rasulullah saw, maka kita menemukan sebuah hadits yang menegaskan keberadaan tujuh lapis bumi, maksudnya tujuh lapis yang sebagiannya membungkus sebagian yang lain. Nabi saw bersabda, ‘Barangsiapa yang menyerobot sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis bumi.’ (HR Bukhari) Kata menimbun di sini diungkapkan dengan kata thawwaqa yang secara bahasa berarti meliputinya dari semua sisi.
Pertanyaannya di sini adalah: Bukankah hal ini merupakan mukjizat Nabawi yang besar? Bukankah hadits yang mulia ini telah menentukan bilangan lapisan bumi, yaitu tujuh, dan menentukan bentuk lapisan itu, yaitu meliputi dan menyelubungi. Bahkan hadits ini memuat sinyal tentang bentuk bulat atau semi-bulat. Al-Qur’an dan Sunnah telah mendahului ilmu pengetahuan modern dalam mengungkapkan fakta yang ilmiah ini. Selain itu, al-Qur’an juga telah memberi kita penelasan yang tepat mengenai struktur bumi dengan menggunakan kata thibaqan.